News

Ini Beda Gaming dan Esports!

Senin, 21 Januari 2019 | 17:21 WIB
By: Desy Yuliastuti

Popularitas olahraga elektronik alias esports kian meroket, bahkan menjadi cabang olahraga (cabor) yang diuji coba pada Asian Games 2018. Menariknya, kontingen Indonesia berhasil menyabet medali emas pada ajang tersebut dari cabang esports. Medali emas diraih oleh Ridel Yesaya Sumarandak dari eSports Clash Royale.

esports memang berangkat dari dunia gaming, tapi keduanya tidak bisa disamakan. Apa, sih perbedaannya? esports sebenarnya game yang dipakai sebagai profesi. Saat kompetisi berarti atlet sedang ‘olahraga’, saat tidak main berarti istirahat.

Atlet esports memakai seragam dan digaji secara profesional dengan bayaran yang tinggi. Mereka bermain mewakili tim tertentu. Biasanya kompetisi dibagi dua kategori, multiplayer seperti pada DOTA 2 dan League of Legends, atau single player seperti pada Hearthstone dan Starcraft 2. Pada kompetisi, atlet esports bermain untuk tim, sedangkan pada gaming, para gamer cenderung bermain untuk dirinya sendiri (individu).

Bukan asal jago

Jago gaming memang salah satu syarat jadi atlet esports, tapi disiplin menjadi hal utama. Seperti pada cabor lainnya, atlet esports dilatih secara profesional termasuk soal kebugaran. Tanpa disiplin dan latihan fisik, performa saat bertanding dipertaruhkan. Di beberapa negara yang menganggap gamer sebagai profesi bahkan membuat pembinaan profesional khusus atlet esports.

Menjadi atlet esports butuh keseriusan, berbeda dengan gaming yang dilakukan untuk mengisi waktu luang. esports perlu kerja sama tim yang solid dan mental yang kuat. Dalam turnamen utama biasanya atlet bermain 16 jam sehari, ditambah dengan syarat keterampilan tertentu yang harus dimiliki dalam tim untuk mengecoh lawan.

Game untuk esports pun tidak sembarangan, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Syarat utama, game harus kompetitif dan bisa dipertandingkan dalam skala besar oleh berbagai negara. Kunci dari esports adalah fakta bahwa atlet bersaing dengan lawan, baik individu maupun secara tim.

Sebuah game bisa masuk kategori esports juga dilihat dari tujuannya. Sasaran permainan tidak hanya mengalahkan lawan, tapi juga menghancurkan basis pertahanan. Untuk itu, dibutuhkan skill, taktik, teknik tertentu, dan mentalitas pemain. Terakhir, game harus punya value dari sisi penciptaan karakter. Sebuah game wajib memiliki karakter dan item yang berimbang, agar bisa saling mengalahkan dan berstrategi.

Setelah tahu perbedaannya, kamu tertarik jadi atlet esports? Meskipun masih terbilang jarang, tapi profesi ini cukup potensial di Indonesia. Masuknya esports dalam cabang olahraga juga menunjukkan olahraga hiburan ini bisa menjadi pilihan profesi menjanjikan di masa depan.

Yuk!